Saya sangat senang dengan meraih emas pertama saya di kejuaraan dunia iniJakarta (ANTARA) - Rahmad Adi Mulyono mengatakan butuh tiga tahun persiapan sebelum akhirnya bisa meraih medali emas pertama pada lanjutan seri Piala Dunia Panjat Tabing IFSC di Chamonix, Prancis, Jumat-Minggu (7-9/7).
"Saya telah menyiapkan diri selama tiga tahun sebelum kejuaraan dan saya sangat senang dengan meraih emas pertama saya di kejuaraan dunia ini,” kata Rahmad Adi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Rahmad Adi akhirnya "pecah telur" setelah menjadi yang terbaik pada nomor speed putra di Prancis. Pada final, Minggu (9/7), dia mencatatkan waktu 5,01 detik, mengalahkan Rishat Khaibullin asal Kazakhstan dengan 5,05 detik.
Kemenangan tersebut, lanjut Rahmad Adi, tak lepas dari dukungan yang luar biasa dari tim dan juga pelatih. Dia pun makin termotivasi untuk bisa meraih prestasi selanjutnya di pentas dunia.
"Semangat tim dan dukungan yang luar biasa membantu saya mencapai prestasi ini. Saya akan tetap fokus pada tujuan saya dan terus mengasah kemampuan saya melalui latihan yang konsisten. Kepada teman-teman yang lain, jangan pernah menyerah dan percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin selama berusaha dan berdoa,” pungkas Rahmad Adi.
Baca juga: FPTI kirim 10 pemanjat tebing ke Piala Dunia 2023 di Swiss dan Prancis
Pelatih tim nasional panjat tebing Indonesia Hendra Basir mengatakan keberhasilan yang dicapai pada saat ini tidak lepas dari dukungan dan koordinasi yang baik antara Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
"Persiapan untuk kejuaraan ini sudah dimulai tiga tahun yang lalu. Selama latihan antar para atlet juga saling bersaing, tentu dengan persaingan yang sehat,” ujar Hendra.
Selama program pemusatan latihan, Hendra mengatakan tidak membedakan pola latihan atlet, kecuali untuk mereka yang berisiko cedera. "Hal ini membantu menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi para atlet," kata Hendra.
Indonesia kembali meraih hasil gemilang di Prancis sekaligus menegaskan posisi Merah Putih sebagai salah satu kekuatan utama dalam olahraga panjat tebing dunia.
Dari Prancis, tim panjat tebing Indonesia berhasil membawa pulang total dua emas dan dua perunggu. Selain Rahmad Adi, emas juga diraih Rajiah Salsabillah pada nomor speed putri.
Baca juga: Panjat tebing Indonesia raih dua emas pada Piala Dunia di Prancis
Salsabillah menjadi yang terbaik usai di final membukukan 6,97 detik, mengalahkan Andrier Victoire atlit asal Prancis dengan cacatan waktu 9,59 detik.
Sementara dua perunggu diraih Nursamsa Raharjati pada nomor speed putra dan Nurul Iqamah di sektor speed putri.
Ketua Umum FPTI, Yenny Wahid, menyampaikan rasa bangga dengan pencapaian gemilang tersebut. Menurutnya, pencapaian atlet pada kejuaraan ini merupakan pencapaian yang sangat luar biasa.
“Ini memberikan harapan besar bagi kita dalam cabang olahraga Panjat Tebing di Olimpiade 2024 Paris, dan semoga dapat menyumbangkan medali untuk Indonesia,” ujar Yenny yang menjemput langsung kedatangan atlet Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu.
Ia berharap adanya dukungan yang berkelanjutan, dan semangat juga dedikasi para atlet Indonesia agar ke depan terus menorehkan prestasi membanggakan.
“Kami berharap dukungan terus mengalir dari masyarakat Indonesia untuk menjaga konsistensi dan melanjutkan prestasi ini. Puncaknya akan terjadi di Olimpiade Paris,” kata Yenny.
Baca juga: FPTI senang dengan penampilan para atlet di kualifikasi IFSC World Cup
Baca juga: Menpora berharap panjat tebing berprestasi di Olimpiade Paris 2024
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023